Memperingati Hari Bumi Kamis, 22 April 2021, sudah semestinya stakeholder di sektor properti turut serta terlibat langsung dalam gerakan pelestarian bumi.
Pelaku sektor properti adalah salah satu pengguna resources bumi paling besar. Diatas tanah mereka membangun propertinya, di dalam tanah mereka menghisap airnya.
Dan para penghuni properti properti tersebut masih pula menghasilkan limbah rumah tangganya.
Sejak lama, dalam dunia gerakan cinta lingkungan ada konsep 3R, Reduce, ReUse, ReCycle sebagai salah satu cara memperlambat dampak negatif kepada alam akibat pemenuhan kebutuhan manusia.
Reduce bermakna kurangi, Re Use adalah pemanfaatan kembali, dan Re Cycle artinya mengolah untuk dipakai kembali. Ternyata konsep 3R ini bukan cuma dapat diterapkan kepada material plastik semata, tetapi di sektor properti pun bisa.
Bayangkan bila ada 1 juta orang memerlukan rumah, dan semua meminta dibuatkan rumah tapak baru, bila 1 orang menggunakan 100 m2, lahan yang diperlukan adalah 100.000.000 m2, setara dengan 10.000 Hektar.
Dan itu artinya perlu membuka lahan baru. Akan ada 10.000 Hektar hutan / lahan pertanian / rawa serapan yang harus di konversi menjadi lahan perumahan.
Akan ada bukit yang digunduli, rawa yang ditimbun, hutan yang hilang, dan lahan pertanian alih fungsi. Ada banyak kejadian alam mengembalikan kerugian yang dibuat manusia kepada manusia.
Bukit yang gundul menyebabkan longsor, rawa yang ditimbun dan hutan yang ditebang mendatangkan banjir. Apalagi lahan pertanian yang dikonversi, mau makan apa nanti ?
3R DI SEKTOR PROPERTI
Di Industri properti, penerapan Reduce adalah dengan mengurangi keinginan membeli properti tapak baru. Opsi alternatifnya adalah beli properti seken, vertical housing, atau sewa.
ReUse adalah dengan membeli dan memakai properti seken layak pakai. Untuk Recycle, dengan membeli lalu merenovasi ulang properti seken itu agar kondisinya kembali laik pakai.
Membeli dan menggunakan properti seken bukan hal yang memalukan. Secara harga dan biaya akuisisi umumnya lebih baik. Secara kualitas bisa disesuaikan dengan keinginan. Secara fungsi tetap sama dengan properti tapak baru.
Kami, IN.Come Realty, sebuah kantor keagenan properti di kota Palembang, sudah mendukung gerakan 3R ini sejak lama. 95% transaksi kami berfokus pada secondary market.
Keputusan kami diuji selama masa pandemi dan kami lulus. Di saat yang lain runtuh, kami tidak terguncang.
Secondary market memiliki range negosiasi yang lebar, tidak seperti properti primary yang dibatasi oleh HPP. Bila deal pun komisi instant dibayar.
Bermain di Secondary Market juga tidak perlu pusing dengan developer gagal bangun, atau jeda waktu 1 tahun sejak deal komisi baru di cairkan. Kami tidak pernah kesulitan likuiditas.
Kami percaya, dengan kami jaga alam, alam jaga kami.
Selamat Hari Bumi, 22 April 2021