Hidup adalah pilihan. Ketika seseorang sudah berada di zona nyaman, tiba tiba memilih berhenti dan mencoba sesuatu yang lain yang lebih menantang. Seperti seorang karyawan yang berkarir cerah, kemudian memilih berhenti dan mencoba berbisnis hingga sukses. Itu yang dialami Endang Wasiati Wierono SE MH, CEO I Come Realty. Een sapaannya meninggalkan dunia perbankan dan menggeluti bisnis properti.
Dibincangi kemarin, wanita yang dikenal supel dan ramah ini mengatakan, alasannya memilih meninggalkan dunia perbankan karena jenuh dengan pekerjaan terikat waktu juga terikat penghasilan. “Sebagai agen properti saya memiliki waktu bebas dan fleksibel kapan saja mau bekerja dan bebas menentukan income sendiri,” ujarnya.
Selain itu, sambung Een, meninggalkan dunia perbankan karena ingin membantu orang memiliki penghasilan tapi tidak terikat waktu. “Banyak pensiunan bergabung dengan perusahaan saya dan sukses karena pensiunan hanya jabatan saja tapi masih tetap bisa berpenghasilan, “katanya saat dibincangi Radar Palembang, kemarin.
Menurut Een, dirinya bekerja di perbankan nasional dari 0 yakni mencari nasabah hingga berpenghasilan Rp 10 juta perbulan. “Waktu itu usia saya 19 tahun, dimana saya kerja sambil kuliah. Karena kerja saya bagus, karier saya terus naik. Lalu diangkat jadi karyawan tetap dan akhirnya menjadi Personal Banking Officer yang berpenghasilan Rp 10 juta sebulan,” terangnya.
Een juga menceritakan kiat suksesnya didunia perbankan dimana ia menerapkan strategi yang tidak pernah digunakan oleh bankir lain. ” Selain itu, saya orangnya ngotot jika belum sampai target maka saya akan berusaha semaksimal mungkin. Ini yang mungkin membuat karier saya terus menanjak, “katanya.
Meski begitu karena tak ingin terikat, saat ada temen menawari pekerjaan sebagai agen property membuatnya tertarik dan mempelajarinya. “Waktu itu, temen pak Haryono GM Citra Grandcity mengatakan jeng kamu coba coba belajar jadi agen properti karena prospeknya bagus. Palembang lagi giat giatnya membangun. Itu peluang usaha yang cukup menjanjikan, ” ujarnya
Tawaran dari teman ini, sambung Een, membuatnya tertarik dan berusaha untuk mempelajarinya. “Setelah lama mempelajarinya dan merasa mampu pada tahun 2009 saya mundur dari perbankan dan mencoba menggeluti bisnis property,”ucapnya.
Menurut Alumnus Magister Hukum Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya, awal terjun ke bisnis property sangat berat bahkan ingin rasanya kembali kedunia perbankan namun dengan keuletan dan kegigihan akhirnya bisa tetap eksis.
“Selama 11 tahun berkiprah ribuan rumah sudah ditransaksikan oleh tim saya. Bahkan, per tahun tim saya bisa mentransaksikan minimal 200 unit rumah dan ruko. Kalau 11 tahun tentu lumayan banyak,”katanya.
Een juga menjelaskan, selama 7 tahun berkiprah jadi agen property dirinya menggunakan bendera Century 21 kemudian Carl William dan pada tahun 2019 membuka perusahaan yakni I Come Realty.
“Saat ini bersama I Come Realty saya telah memiliki 10 orang staff dan 50 agen yang berada dibawah naungan perusahaan saya,”ungkap ketua DPD Asosiasi Real Astate Broker Indonesia (AREBI) Sumsel ini.
Een juga mengungkapkan, menggeluti bisnis properti memberikan tantangan tersendiri. Saat awal agen bergabung minim ilmu kemudian didik hingga pintar berjualan namun setelah pintar mereka justru lari keluar baik itu bergabung dengan perusahaan lain ataupun mandiri.
“Suka duka dalam bisnis itu biasa dan wajar terjadi namun semangat bisa berbagi kebahagian membantu orang lain sukses dalam income dan waktu lebih memacu saya untuk semangat,” ujarnya.
Lebih jauh Een juga menceritakan tentang 3 bisnisnya yang lain pertama bidang kuliner dimana ia dan suami membuka usaha Sop Buntut Kang Ali. “Saat ini sudah ada 3 cabang dan dalam waktu dekat ini akan membuka cabang lagi di kawasan Plaju,”katanya.
Menurut Een saat pandemic Covid seperti sekarang ini diakui omzet kuliner turun. Meski begitu, dia optimis bisnis kuliner tetap akan berjalan.
“Kuliner adalah kebutuhan utama dan pasti selalu dicari, jadi tidak mungkin tidak laku, jadi harus tetap optimis berusaha dan menjaga kualitas terutama soal rasa,” ujarnya.
Bisnis kedua adalah dibidang fashion dengan membuka usaha tas Amare Reptile di Jalan Jenderal Sudirman Nomor 3264-3265 km 3 Palembang.
Menurut Een, ada banyak toko yang menyediakan produk fashion berkualitas dan menarik, namun dari toko sebanyak itu, belum ada yang spesifik menjadi toko fesyen dengan produk berbahan dasar kulit ular Phyton dan biawak.
“Kehadiran Amare Reptile bisa memenuhi kebutuhan pencinta fashion untuk memiliki tas kulit reptil asli, Memakai produk lokal, artinya membantu UKM untuk tumbuh dan bangkit,” katanya.
Een juga menceritakan, usaha fashionnya ini menggandeng House Of Tina Mitra, produsen tas kulit reptile dengan pengalaman lebih dari 10 tahun sebagai partner produksi, Amare Reptile siap menyediakan model tas terbaru dengan mutu tertinggi.
Ketiga bisnis dibidang digital. “Bidang ini kita ingin membantu UMKM agar melek digital dan pengelolaan manajemen UMKM yang lebih professional,”jelasnya. (sep)
Sumber : radar-palembang.com